PETA Criticizes Mobile Legends for Animal Depictions in Gameplay
Lain - lain

PETA Kritik Mobile Legends Karena Penggambaran Hewan di Gameplay

Mobile Legends: Bang Bang, game multiplayer online battle arena (MOBA) populer yang dikembangkan oleh Moonton, baru-baru ini mendapat sorotan dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA). Organisasi hak-hak hewan telah menyuarakan keprihatinan tentang bagaimana game tersebut menggambarkan hewan, sehingga memicu perdebatan di antara para gamer, pengembang, dan pembela hak-hak hewan. Artikel ini menggali secara spesifik kritik PETA dan implikasi yang lebih luas terhadap industri game.

Pengertian Mobile Legends: Bang Bang

Mobile Legends: Bang Bang merupakan game yang sangat populer di seluruh dunia, khususnya di Asia Tenggara. Pemain memilih dari daftar pahlawan, masing-masing dengan kemampuan unik, dan bekerja sama dengan yang lain untuk bertarung melawan tim musuh. Permainan ini menampilkan beragam karakter, beberapa di antaranya adalah hewan atau makhluk antropomorfis yang terinspirasi oleh satwa liar.

Kekhawatiran PETA

Perhatian utama PETA terletak pada penggambaran hewan dalam desain karakter dan narasinya. Organisasi tersebut berpendapat bahwa penggambaran tertentu dapat mendorong ketidakpekaan terhadap kesejahteraan hewan dan melanggengkan stereotip yang merugikan. Berikut beberapa poin utama kritik PETA:

  1. Antropomorfisme dan Stereotip: PETA berpendapat bahwa mengubah hewan menjadi kombatan yang menunjukkan kekerasan seperti manusia dapat mengubah persepsi tentang hewan sebenarnya. Antropomorfisasi ini berpotensi memberikan gambaran yang salah tentang sifat spesies ini dan mengarah pada stereotip berbahaya yang dapat memengaruhi cara orang memandang dan memperlakukan hewan di kehidupan nyata.

  2. Representasi yang Tidak Pantas: Beberapa desain karakter diambil dari spesies langka di kehidupan nyata, yang menurut PETA dapat meremehkan ancaman serius yang dihadapi hewan-hewan ini di alam liar. Organisasi tersebut percaya bahwa penggunaan hewan langka untuk tujuan hiburan dapat melemahkan upaya konservasi.

  3. Kekerasan dan Kesejahteraan Hewan: Meskipun game ini berbasis fantasi, PETA menimbulkan isu tentang bagaimana menggambarkan hewan dalam situasi kekerasan dapat membuat pemain tidak peka terhadap kekejaman terhadap hewan. Mereka berpendapat perlunya keterwakilan yang lebih bertanggung jawab dan memupuk rasa hormat dibandingkan eksploitasi.

Moonton’s Response

Menanggapi kritikan PETA, Moonton menyatakan bahwa karakter-karakter di Mobile Legends merupakan ciptaan fiktif yang ditujukan semata-mata untuk hiburan. Mereka menekankan seni dan penceritaan yang terlibat dalam pengembangan game. Moonton menambahkan bahwa mereka berusaha untuk memastikan bahwa game mereka tetap inklusif dan menghibur bagi pemain di seluruh dunia.

Implikasi yang Lebih Luas bagi Industri Game

Perdebatan yang dipicu oleh kritik PETA memiliki dampak yang lebih luas di luar Mobile Legends. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi seluruh industri game tentang tanggung jawab etis pengembang game saat menggambarkan binatang. Berikut beberapa dampak dan pertimbangan potensial:

  1. Kebebasan Kreatif vs. Tanggung Jawab Etis: Pengembang sering kali menyeimbangkan penyampaian cerita dan ekspresi artistik dengan implikasi etis. Tantangannya adalah menjaga kebebasan berkreasi sekaligus bertanggung jawab atas potensi implikasi konten dalam game di dunia nyata.

  2. Sensitivitas dan Kesadaran Masyarakat: Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai hak dan kesejahteraan hewan, perusahaan game mungkin perlu mempertimbangkan perspektif ini dengan lebih cermat. Pertimbangan etis mungkin semakin mempengaruhi desain game dan pengembangan karakter.

  3. Potensi Perubahan Positif: Situasi ini memberikan peluang bagi pengembang untuk berinovasi. Misalnya, alih-alih penggambaran stereotip, permainan dapat menampilkan narasi yang mendidik pemainnya tentang pentingnya konservasi dan hak-hak hewan.

Kesimpulan

Kritik PETA terhadap Mobile Legends menggarisbawahi hubungan kompleks antara konten game dan masalah etika di dunia nyata. Meskipun game ini bersifat fiksi dan dirancang untuk hiburan, game ini mencerminkan nilai-nilai dan kepekaan masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, pengembang game dan pemangku kepentingan industri harus menghadapi tantangan ini dengan bijaksana, menciptakan keseimbangan yang menghormati ekspresi kreatif sambil tetap memperhatikan potensi dampaknya terhadap kesejahteraan hewan dan persepsi masyarakat.

Bagi para pemain dan pengembang, percakapan yang diprakarsai oleh PETA berfungsi sebagai pengingat penting akan kekuatan narasi game dan pengaruhnya terhadap sikap masyarakat terhadap hewan. Seiring berkembangnya industri ini, diskusi seputar penggambaran etis hewan dalam game juga akan berkembang, sehingga menawarkan peluang untuk dialog, pendidikan, dan perubahan.